Peserta Go-Kil St Bernadet Oktober 2023.
Go Kitab Suci Lingkungan (Go-Kil) Gereja Santa Bernadet Paroki Pinang berlangsung secara virtual hari Minggu, 14 Oktober 2023, pukul 19.30-20.30.
Penyelenggara acara adalah Wilayah FX. Hadir 34 user dengan 43 peserta dari 6 wilayah, seperti FX, Fabiola, Ign Loyola, Isidorus, Thomas, dan Yohanes. Go-Kil kali ini megambil tema Perumpamaan Tentang Perjamuan Kawin (Mat 22:1-14).
Bp Widiatmoko Soehardjo, pemimpin ibadat.
Bp Widiatmoko Soehardjo bertugas sebagai pemimpin ibadat, Bp Mulyono pembaca Kitab Suci, dan Bp Ramlan moderator.
Materi Go-Kil bersumber dari Komisi Kerasulan Kitab Suci KAJ yang dibawakan oleh Bp Sandy Kusuma yang dalam sesi tanya jawab didampingi oleh Ibu Erna.
Ibu Lita Noviana, Ketua SKKS Sanberna.
Sebelum ibadat acara dibuka dengan kata sambutan Ketua SKKS, Ibu Lita Noviana dan Korwil FX Bapak Petrus Lado.
Pada awal renungan, Bp Sandy Kusuma memaparkan bahwa yang dimaksud Raja dalam bacaan adalah Tuhan sendiri yang hendak mengundang umat manusia masuk ke dalam kerajaan sorga.
Bp Sandy Kusuma, pembawa renungan.
Pada undangan pertama yang diundang adalah orang-orang yang dianggap layak seperti halnya umat Israel sebagai umat pilihan, meskipun pada akhirnya mereka menolak undangan tersebut dengan berbagai alasan, baik alasan hendak pergi ke ladang, hendak mengurus usahanya, dan sebagainya. Risiko hukuman atas ketidakhadiran akhirnya mereka terima dari Allah.
Bp Ramlan, moderator.
Karena yang diundang tidak mau datang, sementara segala sesuatu sudah tersedia dalam perjamuan kawin, akhirnya Allah mengundang semua orang tanpa kecuali. Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu.
Sebagian peserta Go-Kil Sanberna, Oktober 2023.
Meskipun undangan ditujukan kepada semua orang, namun undangan tetap memiliki ketentuan atau syarat agar para undangan layak mengikuti perjamuan kawin itu, yaitu “mengenakan pakaian pesta”, dan bagi undangan yang tidak berpakaian pesta tidak diperkenankan untuk mengikuti perjamuan lebih lanjut.
Pakaian pesta dapat memiliki arti “kelayakan” umat di hadapan Allah yang dimulai dengan pertobatan atas segala dosa, kemudian bertumbuh menjadi pribadi yang diperbaharui dari hari ke hari hingga berkenan bagi Allah. Pakaian pesta dapat berupa kesalehan, cinta kasih, kemurahan, kelemahlembutan, kesabaran, ketaatan, penguasaan diri, rendah hati, dan berbagai kebajikan.
Angel dan Keefe, pembawa Doa Umat.
Sebagai umat yang diundang dalam kerajaan sorga, diharapkan setiap orang berpakaian pesta, jangan sampai dijumpai Allah tanpa mengenakan pakaian pesta, yang berakibat tidak diperkenankan oleh Allah masuk dalam kerajaan sorga.
Kesimpulan dari perenungan tentang "Perumpamaan Tentang Perjamuan Kawin" adalah agar umat senantiasa berpakaian pesta yang dimulai dengan pertobatan, dan dilanjutkan dengan berhiaskan kesalehan, cinta kasih, kemurahan, kelemahlembutan, kesabaran, ketaatan, penguasaan diri, rendah hati, dan berbagai kebajikan. Dengan demikian umat akan dianggap layak di hadapan Allah, dan akan menerima berbagai berkat dari Allah, selain dipanggil, nampun juga dipilih masuk dalam kerajaan sorga.
Bp Petrus Lado, Korwil FX.
T: Bagi orang yang diundang namun menolak datang, akhirnya mendapatkan hukuman, demikian halnya bagi orang yang menerima undangan dan bersedia datang namun tidak berpakaian pesta juga dihukum. Dari dua golongan undangan tadi, mereka sama-sama mendapat hukuman. Jika dilihat sepintas, seakan-akan Allah tidak mengasihi. Bagaimana sebenarnya?
J: Jika dilihat sepintas, seakan-akan Allah tidak mengasihi, padahal tidaklah demikian. Allah tetap mengasihi. Bagi orang yang menolak, tentu Allah sudah berulang-ulang menasehati dan menegor, namun mereka tetap juga tidak mau datang, dan akhirnya layak dihukum.
Demikian juga bagi yang bersedia datang ke undangan namun tidak berpakaian pesta, mereka tentu juga ditegur agar memakai pakaian pesta, namun mereka diam saja atau tidak mau berbenah diri dan akhirnya mereka akan memperoleh hukuman.
Tentu Allah tidak akan menghukum seseorang sebelum diputuskan dengan seadil-adilnya.
Namara dan Regina, pembawa Doa Umat.
Setelah renungan dan sesi tanya jawab selesai, umat diajak untuk melakukan perenungan atau refleksi lebih lanjut untuk memperdalam renungan yang telah diterima. Ada beberapa pertanyaan renungan yang diajukan.
a.Apakah kita melihat hal serupa terjadi dalam lingkungan/wilayah dan paroki kita saat ini?
b.Siapakah mereka itu?
c.Apa yang harus kita lakukan untuk menghindari kebinasaan kekal?
Pak Bernard dan Sdri Fero memimpin lagu.
Setelah refleksi selesai acara dilanjutkan dengan doa umat oleh OMK, dan ditutup dengan Doa Bapa Kami bersama-sama, doa penutup dan berkat oleh pemimpin ibadat.
Menyanyikan lagu penutup dipimpin oleh Bp Bernard dan Sdri. Fero sebelum pengumuman dan evaluasi kecil.
Teks dan Foto: Tim Go-Kil Sanberna