Kisah di Balik Perjalanan Patung Bunda Maria Segala Suku di Gereja St. Bernadet Paroki Pinang

12 Mei 2025
  • Bagikan ke:
Kisah di Balik Perjalanan Patung Bunda Maria Segala Suku di Gereja St. Bernadet Paroki Pinang

Ibu Gisel (baju biru) berfoto di depan Paket kiriman Patung Bunda Maria Segala Suku bersama Romo Lamma, Romo Matius dan pengurus DPP St. Bernadet Paroki Pinang Tangerang Kota. (Dok Foto Redaksi Majalah Hidup)

Awal Pertemuan dan Harapan

Kisah ini bermula dari pertemuan saya dengan tim manajemen Majalah Hidup di kantor redaksi mereka di Kebon Jeruk No. 85, Batusari. Saat itu, kami mengadakan rapat untuk membahas booklet Suplemen Jejak Sekolah Strada. Majalah Hidup adalah salah satu klien PT Gramedia Percetakan, yang mencetak edisi mingguannya di Site Cikarang. Saya sendiri bekerja sebagai Job Koordinator di Site Palmerah.

Dalam rapat tersebut hadir mas Freddy Yuwono selaku Pimpinan Perusahaan dan mas Bayu, Manajer Marketing Majalah Hidup. Setelah rapat selesai, mas Bayu menyampaikan bahwa Majalah Hidup memiliki Patung Bunda Maria Segala Suku setinggi dua meter yang akan disumbangkan ke salah satu gereja di wilayah Dekenat Tangerang I, apabila ada donatur yang membelinya.

Kebetulan saya tinggal di Ciledug dan tergerak untuk mengajukan patung tersebut untuk Gereja St. Bernadet, Paroki Pinang, yang memang berada di wilayah Dekenat Tangerang I. Saya segera menghubungi Ibu Antonia Maria Wijayanti, Sekretaris II DPH, untuk berkoordinasi dengan Romo Lammarudut Hot Paian Hariono Chaeli Sihombing, CICM Pastor Kepala Paroki St. Bernadet. Puji Tuhan, Romo Lamma menyambut dengan gembira dan bersedia menerima patung tersebut untuk Gereja St. Bernadet, meskipun nilainya mencapai Rp100 juta  dan akan diberikan secara cuma-cuma oleh Majalah Hidup.

foto 2 pakai_2

Patung Bunda Maria Segala Suku Gereja St. Bernadet Paroki Pinang Kota Tangerang (Stefanus Budi Handoyo/Titch TV/Sesawi.Net)

Tantangan dan Doa yang Tak Putus

Namun, prosesnya tidak semudah membalik telapak tangan. Mencari sponsor atau donatur yang bersedia membeli patung tersebut menjadi tantangan berat. Target saya adalah agar patung bisa tiba sebelum gereja diresmikan oleh Bapak Kardinal Ignatius Suharyo.

Setiap hari saya berdoa, sekaligus terus menanyakan kabar ke Majalah Hidup namun belum ada kemajuan. Bahkan, saya mendapat kabar mengejutkan: mas Bayu, Manajer Marketing yang menangani hal ini, mengundurkan diri. Dalam kondisi ini, saya sadar bahwa saya harus turun tangan sendiri untuk mencari donatur.

Saya mulai menyebarkan e-flyer promosi Patung Bunda Maria ke relasi dan klien di Kompas Gramedia, jaringan media Sesawi.net, serta teman-teman Gereja. Harapan saya, ada satu hati yang tergerak oleh Tuhan untuk menjadi perantara berkat bagi Gereja St. Bernadet.

foto 3 pakai_1Umat berdoa di Patung Bunda Maria Segala Suku Gereja St. Bernadet Paroki Pinang Kota Tangerang (Stefanus Budi Handoyo/Titch TV/Sesawi.Net)

Hanya Tuhan yang Memilih dan Mengenapi

Pada akhirnya, hanya Tuhan yang bisa memilih dan mengenapi segalanya. Saya sempat merasa putus asa dalam hati bertanya siapa yang bersedia membeli patung seharga Rp100 juta di tengah situasi ekonomi yang sedang sulit ini. Saya sudah kehabisan ide.

Lalu saya teringat akan seorang ibu yang belum saya hubungi. Saya mengenalnya saat kami menjadi satu angkatan di Emmaus Journey. Ia dikenal sebagai sosok yang tulus dan tak perhitungan dalam pelayanan. Bahkan rumahnya menjadi tempat beskem panitia EJ Angkatan ke 7.

Saya pun menghubungi beliau via WhatsApp, mengirimkan e-flyer dan menawarkan patung tersebut. Tak saya sangka, Ibu Gisela Any N. van Dongen langsung menelepon dan menyatakan bersedia menjadi donatur untuk membeli patung seharga Rp100 juta, dan menyumbangkannya ke Gereja St. Bernadet dan bagi saya ini menjadi Hadiah untuk umat St. Bernadet karena penantiannya 33 Tahun untuk memiliki gedung Gereja baru yang akan diresmikan oleh Bapak Kardinal Ignatius Suharyo.

Patung tersebut menjadi sangat istimewa, karena diberkati dua kali oleh Bapak Kardinal Suharyo, pertama sebelum dikirim, dan kedua saat peresmian gereja. Yang membuatnya makin bermakna donaturnya adalah umat sendiri dari Gereja St. Bernadet.

Ibu Gisel bahkan menyampaikan bahwa keputusannya ini juga terkait dengan nazar pribadinya kepada Tuhan, yakni ingin menyumbang Rp60 juta jika suaminya tidak perlu menjalani operasi. Kekurangan Rp 40 juta kemudian dilengkapi oleh kakaknya, Ibu Maria Yustina Yuni Suprapti, sehingga genaplah dana Rp100 juta untuk membeli patung tersebut.

Kini, patung Bunda Maria Segala Suku telah hadir di Gereja St. Bernadet Paroki Pinang menjadi pusat devosi umat yang ingin berdoa kepada Bunda Maria, Bunda Yesus. Bagi saya, pelajaran terbesar dari kisah ini adalah: hanya dengan kekuatan doa dan niat yang tulus, Tuhan Yesus sendirilah yang akan mengenapinya. Amin Syukur kepada Allah.

Tonton kisah ini di YouTube berikut:


stefanus budi PAKAI_1

Stefanus Budi Handoyo

Fotografer Jurnalis & Videografer – Titch TV / Sesawi.net

Konsultan Media Cetak Kompas Gramedia Jakarta

Emmauser Santa Bernadet Paroki Pinang

Tags
Pinang

Facebook Sanberna

Twitter Sanberna